Cerpen- The Ballerina
ceritanya dulu zaman SMP suka nulis cerpen, nah salah satu karya siswa yang bagus di upload ke website sekolah, dan inilah karya gue yang dengan bangga gue sebutkan diupload di website sekolah... :)
THE BALLERINA
“L
|
Agi…ulangi lagi!! Terus lakukan!!” perintah Pelatih Liana. Lalu saat
sedang mencoba gerakan itu lagi, aku terjatuh, “baiklah Elisa, duduklah aku
ingin bicara denganmu!” ucap bu Liana. Lalu kami duduk sebentar untuk
meregangkan otot yang lelah. “maaf bu! Elisa belum bisa!” “tidak apa-apa Elisa,
keahlian itu perlu dilatih dan latihan itu butuh proses!” “tapi proses yang terlalu lama itu bisa
membuat semuanya terhambat, seperti pentas besar nanti did Polandia.” “siapa bilang! Percayalah, kamu pasti bisa!
Yang penting kamu jangan bosen untuk terus berlatih, tetaplah berusaha!”
“terima kasih, bu Liana!” “sama-sama! Ayo kita mulai lagi, siap??” “siaap!!”
aku kembali melatih keahlianku dalam menari balet.
Elisa Amalia
nama inilah yang orangtuaku anugrahkan pada jiwa yang lemah ini. Sebuah
kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuaku, membuatku menjadi gadis
Eropa yg lemah. Aku hidup bersama nenek dan kakekku sejak itu,tapi untungnya
mereka selalu memotivasiku untuk tetap bangkit dan tidak terpuruk dalam
kesedihan hingga aku masuk dalam sebuah sekolah tari Balet, “MRS. ENNI’S BALLET
SCHOOL” sekolah balet ini cukup terkenal di Eropa karena sudah
menghasilkan banyak ballerina International.
“Elisa, sarapan
dulu cucuku!” ucap nenek memanggilku yang belum keluar dari kamar. “iya nek!”
aku bergegas keluar kamar. “hay, nek! Kakek! Selamat pagi!” “pagi sayang!”
jawab keduanya. “nenek, kakek hari ini aku izin ya pulang terlambat!” “memang
ada apa?” Tanya kakek. “begini kek, sebentar lagi sekolahku akan mengirimkan
utusan tampil di Polandia, jadi semua anak di persiapkan dan dites satu
persatu!” “oh, begitu! Ya sudahlah yang penting kamu hati-hati Elisa!” “iya
kakekku, nenekku tersayang! Kalau begitu aku berangkat dulu! Doakan aku ya!”
“eh,, tidak kau habiskan dulu sarapanmu?” “tidak, nek! Aku sudah kenyang!
Sampai jumpa!” “anak ini pasti hanya isinya saja yg ia makan, rotinya tidak!
Elisa..Elisa.. andai ada ayah dan ibumu disini! Semoga sukses ya, cucuku!”
Hidup
sebatangkara itu tidaklah mudah. Kamu harus benar-benar meninggalkan masa
lalumu yang begitu berat jauh dari pandanganmu. Setelah 5 tahun aku bersekolah
disini, cukup membuat sedikit perubahan bagiku untuk memulai hidup baru walau
belum seluruhnya. Tapi meninggalkan masa lalu bukan berarti kamu melupakan itu,
cukup diingat sesaat untuk menambah motivasi, itulah yg aku lakukan. Walau
hanya satu foto yg aku pegang hingga kini, namun tak menyurutkan semangatku
untuk tetap berlatih dan berlatih demi mencapai cita-citaku.
Petang tiba, di MRS. ENNI’S BALLET SCHOOL………
“Baiklah anak-anak, kini waktunya
semakin dekat,hanya tinggal 3 bulan lagi kita berlatih untuk tampil di Polandia
nanti, pemilihan 10 anak yg Tampil di Polandia akan saya sebutkan…..” ucap Mrs.
Enni selaku pemilik sekolah Balet ini sekaligus legendaris ballerina sejak
dulu. Sungguh menegangkan tapi seru itulah yg aku dan teman-temanku rasakan
kini. Bagi kami tampil dinegara lain itu suatu kehormatan untuk awal pencapaian
seorang ballerina junior. “ia adalah : Claire, Natasya, Jenniffer, Ana,
Stevanie, Norin, Selvy, Wulan, Colin, dan Deliana. Selamat kalian akan tampil
di Polandia!” jelas Mrs. Enni. Semua anak-anak yg terpilih namanya menangis
haru karena mereka akan pergi untuk tampil yg pertama kalinya. Sungguh agak
kecewa tapi juga bahagia, bukan berarti aku tidak terpilih tapi belum.
Braaghh…… suara pintu yg aku buka
terlalu keras, “upss, maaf kakek, nenek! Selamat malam!” ucapku. “Elisa??
Masuklah! Ini sudah malam! Sudah dari tadi kakek dan nenek menunggumu!” “maaf
nek, tadi ada pengumuman yg tampil jadi aku dengarkan dulu!” “lalu bagaimana?”
“tidak apa-apa! Aku tidak masuk pilihan, berarti usahaku belum giat untuk
tampil!” “oh ya sudah! Sekarang gantilah pakaianmu dan istirahatlah!” “iya nek,
kek!”. Sungguh menyakitkan mungkin, tapi aku mencoba ceria didepan mereka. Aku
tak mau mereka tahu aku sedih, mereka sudah banyak menolong hidupku yg
sebatangkara ini. Elisa kamu pasti bisa!!!
Walau tidak
masuk pilihan, tidak membuatku terpuruk dalam kesedihan. Justru sebaliknya, aku
semakin giat berlatih dan berlatih. Ditemani pelatih setiaku ibu Liana, yg
selalu menghiburku dan menyemangatiku saat aku tak bisa dan tak bisa lagi.
“Elisa, ibu yakin di tahun yg akan datang kamu pasti dipilih!” “ah,, ibu ini
bisa saja! Menurutku keahlianku ini belum bisa memukau pandangan Mrs. Enni
untuk memilihku tahun depan. Aku akan terus berlatih!” aku melanjutkan
latihanku tanpa lelah. Latihan ini tidak hanya aku lakukan di aula disekolah,
tapi dirumah, iceskating pun cukup membantu walau sebenarnya tidak begitu.
3 bulan kemudian………
“apa, ibu?
Stevanie sakit?” kejut Mrs. Enni ketika menerima telepon orangtua Stevanie.
“tapi minggu depan ia akan tampil, bagaimana ini bisa terjadi!” “maaf ibu, tapi
kesehatan anak saya adalah nomor satu, silahkan ibu cari pengganti Stevanie
sebelum waktunya tiba! Terima kasih!” tutup telepon orang tua Stevanie. “ibu,,
tapi!!! Aarrhhgg!! Bagaimana ini!” pusing Mrs. Enni. Tiba-tiba saja telepon
bordering lagi, “ya dengan Mrs. Enni, ada apa?” “maaf nyonya ada telepon
dari serketaris kedutaan Inggris di
Polandia saya sambungkan ya bu!”ucap serketaris Mrs. Enni, “ya ada yg bisa saya
bantu?” “ya bu, saya serketaris kedutaan Inggris di Polandia ingin bertanya
tentang kesiapan sekolah anda?” “ya, sekolah saya siap, tapi mungkin ada
sedikit kesalahan teknis mengenai anak-anak yg terpilih!” “ada apa ibu?” “jadi
ada salah satu dari mereka yg sakit, jadi saya dari pihak sekolah akan
mengganti datanya..” “maaf dengan anak siapa?” “yg sakit itu Stevanie,
penggantinya ……nanti akan saya rundingkan dengan staf-staf pengajar saya!” “oh,
baiklah kalau begitu saya tunggu! Terima kasih!” “ya sama-sama terima kasih
juga sudah membantu!” “oh, itulah tugas kami!”. Pembicaraanpun terhenti. Suatu
masalah besar untuk sekolah mengganti anak yg sudah pilihan.
Rapat antara
Mrs. Enni dengan staf-staf pengajarnya pun langsung dilaksanakan, sungguh rumit
menyelesaikan masalah ini dikarenakan waktu tampilnya sebentar lagi tiba. Berbagai
perdebatan yg sengit terjadi didalamnya. Selaku pemilik dan legendaris jelas
Mrs. Enni tahu jelas bagaimana karakter anak yg siap tampil dan tidak siap,
tapi tiba-tiba muncul nama “Elisa” atas usulan ibu Liana, pelatih setia Elisa
dan berkata “bawa ia sebagai pengganti Stevanie!” lalu Mrs.Enni mengelak
“Elisa? Dia baru 5 tahun belajar Ballet, apa ia pantas?” “apa anda perlu bukti?
Silahkan datang kembali kesekolah besok!” tegas bu Liana. Mrs. Enni sejenak
terdiam dan menyetujui apa yg diminta bu Liana.
Malam hari……………………………
“apa?? Ibu
Liana nekat sekali!” kejutku menerima telepon dari bu Liana. “tidak, kau bisa,
cobalah nak! Ini kesempatanmu,raih ia!” “tapi apa ini tidak terlalu cepat?”
“tidak kau bisa! Ibu tunggu di Aula jam 08 am!” telepon langsung teputus.
Sungguh aku terkejut bukan main, usia berlatihku lebih muda dibanding yg lain.
Tapi “Nothing Impossible in this World” yes I can!
Tepat pukul 08
am, sesuai yg diminta Bu Liana, aku bertemu banyak Staf pengajar tapi yg paling
utama ada Mrs. Enni. Jantungku berdebar-debar saat bu Liana memasangkan musik
dan memerintahkanku menari. Satu yg aku ingat sebelum memulai menari, yaitu
relax dan fokus ikuti perginya melodi
musik itu. Aku merasa tubuhku benar-benar terbawa indahnya melodi ini, angin yg
menghembus wajahku bagaikan teman yg menggandengku untuk terus menari. Tak tahu
bagaimana keadaan wajah para pengajar termasuk Mrs. Enni,, aku selesaikan
tarianku setelah musiknya berhenti bermain dan terbang. Saat aku membuka mata,
semua yg ada didepanku memberikanku tepukkan meriah serasa diatas panggung.
“bawa ia besok, kirimkan semua data dirinya ke serketaris keduataan!” perintah
Mrs. Enni secara tiba-tiba. “Mrs, Enni,,,, terima kasih banyak!” ucapku sambil
memegang kaki Mrs. Enni sebagai wujud rasa hormat dan terima kasihku padanya.
“berdirilah nak! Berlatihlah terus!” ucap tegasnya padaku. Aku tahu ia merasa
aneh, tapi yang aku lebih tahu lagi, POLANDIA I’M COOMING!!
Pukul 06 am…………………………
Pesawat yg membawaku dan teman-temanku
kini sudah melandas menuju Polandia. Sepanjang perjalanan, aku sungguh tak
percaya bahwa aku akan menampilkan tampilan perdanaku dinegeri lain, sungguh menakjubkan.
Sesampainya kami disana, kami disambut hangat oleh Pemerintah Polandia dan
beberapa pejabat tinggi lainnya. Aku merasa senang tapi juga penasaran
bagaimana penampilanku nanti. Yang jelas, bu Liana selalu mengingatkanku untuk
tidak tinggi hati saat kamu berada diatas yg lainnya, kamu juga harus begitu ya!
Tak terasa hari
yg paling ditunggu-tunggu akhirnya tiba, saat aku dan teman-teman membawa nama
baik Negara disini. Panggungnya sungguh luas, bisa dibilang lebih luas dari
pada aula disekolahku,, hehe… pakaian yg kami kenakan juga bukan pakaian balet
biasa, tapi pakaian balet yg disiapkan khusus Mrs. Enni untuk setiap penampilan
perdana para ballerina Junior. Hanya menunggu hitungan menit, aku dan
teman-teman akan tampil. Tak lupa sebelumnya kami berdoa bersama. 1………2………3………
aku mulai menutup mataku dan memasukan melodi musik itu kedalam jiwaku.
Perasaan ini begitu sama seperti yg aku rasakan saat menampilkan tarian
pertamaku pada Mrs. Enni, sungguh indah rasanya. Lalu aku membuka mata dan
memperhatikan pandangan mereka disetiap sudut. Inilah caraku untuk mendapatkan
pandangan masyarakat Polandia yg menyaksikan. Mereka diam dan tak berkutik,
ikut merasakan indahnya suasana saat itu. Kamu tahu,,, Relax and Focus
adalah 2kunci yg dapat memasukan melodi musik kedalam jiwaku. Disaat ia sudah
memasuki jiwamu, maka apa yg kamu lakukan pasti akan indah rasanya dan tak
ingin untuk kamu usaikan sebelum musik itu berhenti.Dan seketika berhenti, maka
kamu akan digandengnya untuk turun dan memberi hormat pada yg memperhatikan,dan
pada saat itulah orang-orang akan memberikan tepukkan yg paling meriah,dan
inilah yg aku rasakan.Didalam benakku hanya ada satu kalimat yg ingin aku
ungkapkan pada dunia, “NOTHING IMPOSSIBLE IN THIS WORLD, AND BELIEVE ABOUT A
GOD MIRECLLE, THIS IS BECOUSE OF YOU,,,,, MY LOVELY PARENT,,, ILOVE YOU SO
MUCH!”
Dan karena inilah aku dapat meraih
cita-citaku untuk menjadi Ballerina International seperti yg lainnya, terutama
seperti Mrs. Enni dan Bu Liana, merekalah yg membawaku menuju impianku,
Namun akupun
tak lupa ,motivatorku yg kini telah tiada ketika aku kembali dari Polandia,
kakek dan nenek tercinta karena kecelakaan tragis yg dulu juga menempuh kedua
orang tuaku. Terselip hadiah dari mereka semua yaitu cinta dan Impian yg mereka
selipkan dekat disetiap hembusan nafasku walau mereka telah benar-benar pergi
meninggalkanku.Aku tak mengerti apa maksud Tuhan membiarkan aku hidup sendiri
tanpa orang yg aku sangat cintai, satu persatu daun dari pohon kehidupanku
memang pergi hingga pohon ini gersang dan layu, tapi aku yakin jiwa mereka
tetap hidup didalamnya menemaniku sepanjang langkah ini menuju impian besarku.
THE
END
Depok,05 Maret 2016
@matapandaa
0 komentar